BERBAGI

Allah menciptakan langit dan bumi adalah untuk manusia. Begitu indahnya seluruh ciptaan Allah ini, tapi INGAT, seluruh alam semesta ini hanyalah fasilitas yang Allah berikan, agar hamba semakin mendekatkan diri kepadaNya. Maka sungguh merugilah, bagi manusia yang memprioritaskan hidupnya tidak kepada Allah, karena hidup tidak untuk Allah hanyalah sia-sia.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا الَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا

Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. (Qs. al-Ahzab:41)

Ibnu Hajar R.A menjelaskan dalam kitab Fathul Bari, bahwa dzikir terbagi menjadi 7 hal, yaitu:
1. Dzikir kedua mata karena menangis kepada Allah, disebutkan dalam hadits, bahwa mata yang sering menangis karena takut kepada Allah, maka diharamkan baginya api neraka,

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina”.(Qs. Al-Mukmin:60)

sedangkan orang yang jarang menangis karena Allah, ketika diberikan nasehat, mendengarkan wasiat ilmu, maka harus diwaspadai karena ditakutkan hatinya keras,

2. Dzikir pendengaran dengan mendengarkan hal-hal yang bermanfaat, mendengarkan nasihat-nasihat ulama, dan menjauhkan dari mendengarkan hal-hal yang kurang berguna, seperti banyak mendengarkan musik,  Orang yang sering mendengarkan musik akan sulit bangun malam, bahkan sering tidak mendengar adzan subuh, karena musik alat yg digunakan setan untuk memanggil manusia.
Maka hati-hati lah, karena ada orang yang merasa tidak bisa jauh dari musik. Dan sebaiknya jangan sampai tergiur karena akan menjauhkan kita dari Allah.
Bahkan ada lagi yang mengatakan bahwa musik dijadikan media dalam berdakwah. Padahal sesungguhnya musik adalah media menjauhkan umat dari dakwah, menjauhkan dari Allah Azza Wa Jalla, maka jagalah pendengaran kita dari mendengar hal-hal yang sia-sia seperti itu

3. Dzikirnya lisan dengan banyak memuji Allah, dengan menggunakan lisan hanya untuk berkata-kata baik nan bermanfaat, Karena lisan mengekspresikan apa yang ada di hati seseorang.

4. Dzikirnya tangan dengan memberi karena Allah, Ketahuilah, orang yang memberi lebih bahagia daripada orang  yang diberi, karena kita diajarkan tangan diatas lebih baik daripada tangan dibawah,

5. Dzikirnya anggota tubuh dengan menggunakannya taat kepada Allah, termasuk kita menggunakannya untuk sholat berjamaah, mendatangi pengajian

فَإِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلَاةَ فَاذْكُرُوا اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِكُمْ ۚ فَإِذَا اطْمَأْنَنْتُمْ فَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ ۚ إِنَّ الصَّلَاةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَابًا مَوْقُوتًا

Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. (Qs. an-Nissa: 103)

6. Dzikirnya hati dengan rasa cinta, takut dan harap. Karena hati apabila terbangun dengan cinta kepada Allah dan benci karena Allah maka hidup menjadi tenang.
Jika Cinta, takut dan harap diibaratkan seperti burung, maka cinta adalah badannya, sayap kanannya adalah takut, kirinya adalah harap, jika semua terkumpul maka akan terbang.

Karena apabila yang lebih besar rasa takutnya, maka seperti yang dikatakan Syaikul Islam Ibnu Taimiyyah mereka adalah kelompok KHAWARIJ, yang mudah mengkafiran, karena ketakutan hingga melampaui batas, dan mengerasnya hati, melihat permasalahan dengan pandangan ekstrim.  Karena mereka berpendapat PELAKU DOSA BESAR = KAFIR.

Adapula orang yang memiliki hanya meningkatkan harap dan lemah masalah cinta dan takut yang disebut MURJIAH. Mereka mengatakan Iman hanyalah di kalbu, maksimal di lisan, ALLAHU MUSTAAN. Sehingga mereka berpendapat bahwa orang yang sudah mengucapkan Laa Ilaaha Illallah, cukuplah baginya, terserah apakah dia akan terus melakukan kebaikan atau kah maksiat

7. Dzikirnya ruh dengan pasrah kepada Allah, ridho dengan ketetapan Allah. bagian ini merupakan hal yang vital bagi manusia, sehingga karenanya bagian tubuh diarahkan senantiasa kepada Allah azza wa jalla.


Penulis : Ust. Farid Ahmad Uqbah, MA

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY