Perbaiki Cara Mendidik Akan Muncul Generasi Terbaik

1113
0
BERBAGI

Seorang sahabat mulia Rabi’ah bin Ka’ab al-Aslami berkata: “Saya bermalam di sisi Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, saya datang kepada Rasulullah dengan membawa air untuk wudhu beliau dan hajatnya. Maka Rasulullah berkata kepadaku: “Mintalah –apa yang engkau mau-!”
“Aku memintamu agar aku bisa menemanimu di surga” Jawabku.
Lalu Rasulullah kembali bertanya: “Adakah permintaan lainnya?”
Aku katakan: “Hanya itu”
Maka Rasulullah pun bersabda:

فَأَعِنِّي عَلَى نَفْسِكَ بِكَثْرَةِ السُّجُودِ

“Jika demikian maka bantulah aku untuk mewujudkan permintaanmu dengan memperbanyak sujud”.
(HR. Muslim 489).

Perhatikan bagaimana agungnya cita-cita para sahabat. Ketika dipersilahkan oleh Rasulullah untuk meminta apa saja, maka sahabat mulia ini memilih untuk meminta kebahagiaan akhirat. Tidak terucap dari lisannya untuk meminta dunia dan perhiasannya.
Apa rahasia dari ini semua? 
Tentu di antara jawabannya adalah pendidikan dan tarbiyah yang benar. Ya, pendidikan sangat menentukan kualitas suatu kaum dan generasi. Semakin bagus tarbiyah dan pendidikan yang mereka dapat maka semakin bagus kualitas mereka. Begitu juga sebaliknya.
Itulah sebabnya mengapa generasi sahabat itu adalah generasi terbaik, karena mereka langsung dididik oleh manusia terbaik, yaitu Nabi Shallallahu alaihi wasallam, dengan sistem terbaik serta menggunakan sumber yang terbaik. 
Itulah para sahabat yang mulia, mereka adalah alumni dari madrasah nabawi, tidak pernah tertulis dalam sejarah manusia bahwa ada madrasah yang lebih baik darinya. Madrasah ini telah mengeluarkan alumni yang menjadi generasi terbaik yang pernah ada di muka bumi ini. Bahkan itu tercatat abadi dalam perkataan mulia nan suci yang keluar dari lisan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam:


خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ


“Sebaik-baik manusia adalah yang hidup di zamanku (generasiku) kemudian generasi setelah mereka, kemudian generasi setelah mereka” (HR. Bukhari 2652, Muslim 2533 dan yang lainnya).

Jika pendidikan suatu generasi rusak maka akan muncul manusia-manusia yang hanya akan mendatangkan banyak kerusakan. Perlu diperhatikan bahwa orang pertama yang paling bertanggungjawab atas pendidikan seorang anak adalah orangtuanya sendiri, baik itu ayah maupun ibu. Jika keduanya benar dalam mendidik maka anaknya akan menjadi manusia benar, namun jika salah, maka jangan heran jika anak tidak lebih dari orangtuanya.

Berkata Imam Ibnul Qayyim rahimahullah: “Maka barang siapa yang abai dari pendidikan anaknya, tidak mengajari mereka hal-hal yang bermanfaat; maka sungguh dia telah berbuat jahat terhadap anaknya. Kebanyakan anak rusak karena kesalahan orang tua dalam mendidik. Tidak mengajari mereka kewajiban dan sunnah yang ada dalam agama, meninggalkan mereka sejak kecil sehingga anak ini tidak bisa bermanfaat bagi dirinya sendiri dan tidak juga bagi orang tuanya”. (Tuhfatul Maudūd, hlm. 221-222)
Ungkapan Imam Ibnul Qayyim di atas merupakan asupan penting bagi orang tua dan yang akan menjadi orang tua, karena siapa anak kita kedepannya adalah hasil didikan kita.

“Walaupun ada faktor luar yang menjadikan anak kita memiliki kualitas baik seperti guru, teman dll.” (Lht. Kaifa Turabbi Abnāaka, hlm. 8)

Tapi tetap orang tualah sebagai orang yang paling bertanggung jawab dan memberikan warna terbanyak terhadap anaknya. Oleh karenanya, sebagaimana kita bersungguh-sungguh belajar ilmu dunia untuk mencari pekerjaan, sudah selayaknya “proyek” besar mendidik anak ini kita persiapkan secara matang dengan ilmu dan amal yang mumpuni.

Semua kita mempunyai peran dalam masalah pendidikan ini, berilah yang terbaik untuk agama dan umat ini, satu orang yang sukses karena didikanmu akan menjadi pahala yang tak pernah putus bagimu walaupun jasad sudah terbujur di bawah tanah. Belajarlah, didiklah, bersungguhlah dan ikhlaslah; in syaa Allah engkau akan melihat hasilnya di dunia, jika tidak, maka akan ditangguhkan kelak sehingga engkau bisa memetik buah manis itu di akhirat. Aamiin Ya Rabbal ‘alamiin…

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY