Dahulu pada zaman Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, ada seorang Nasrani yang masuk Islam.
Kemudian ia belajar surat Al-Baqarah dan Ali Imran, bahkan ia menjadi juru tulis Nabi shallallahu alaihi wasallam. Namun tak lama kemudian, ia murtad kembali ke agama Nasrani.
Lantas ia bergabung dengan kafir Ahlul Kitab. Orang-orang kafir merasa takjub padanya dan mengangkat kedudukannya yang lebih Tinggi.
Terlebih ketika ia berkata:
ما يدري محمد إلا ما كتبت له
“Tidak ada yang diketahui Muhammad melainkan apa yang aku tulis untuknya”
Sungguh perkataan ini merupakan keangkuhan dan perkataan yang mendatangkan murka serta cela dari Allah Ta’ala. Kemudian Allah mematikannya dalam keadaan ia murtad berpaling dari agama-Nya.
Setelah mati, ia dikuburkan oleh teman-temannya dari kalangan kafir Ahlu Kitab. Keesokan harinya, bumi memuntahkan jasadnya, maka teman-temannya berkata:
“Ini pasti ulah Muhammad dan sahabat-sahabatnya karena teman kita ini berpaling dari Islam, mereka sengaja membongkar kuburannya dan mencampakkannya”.
Maka mereka kembali menguburkannya dan menggali lubangnya lebih dalam, dengan anggapan bahwa agar tidak mudah digali oleh orang. Namun hal yang sama terjadi kembali, keesokan harinya bumi sudah memuntahkan jasadnya lagi.
Teman-temannya berkata:
“Ini pasti ulah Muhammad dan sahabat-sahabatnya karena teman kita ini berpaling dari Islam, mereka sengaja membongkar kuburannya dan mencampakkannya”.
Seperti sebelumnya, mereka menguburkannya lagi, hanya saja kali ini mereka menggali lubangnya jauh lebih dalam lagi. Namun keesokan harinya bumi kembali memuntahkan jasadnya kembali, sehingga membuat mereka sadar bahwa kejadian ini bukan perbuatan manusia dan pada akhirnya membiarkan jasad yang malang itu tercampak tidak terurus, membusuk dalam keadaan terhina yang nyata.
Wal ‘iyadzu billah
(Kisah di atas dapat kita temukan dalam Shahih Bukhari no. 3617 dan Shahih Muslim no. 2781)
Sahabat…
Jika kita lihat dan kita saksikan hari ini, berapa banyak orang2 munafik yang bertebaran dengan kebohongan dan janji2 Palsu.
Hingga ia tak lagi merasa bahwa yang dilakukannya ialah sebuah kesalahan besar.
Semoga Allah memberikan kita keteguhan di atas jalan-Nya hingga kita bersua dengan-Nya.
🎓 Yuk menjadi Orang tua Asuh, [orang tua para ulama] untuk 50 anak2 mahasiswa/i yang sedang kuliah di Timur tengah.
Info | 0852 1861 6689 [rizal]
Atau bisa
✒kunjungi kami di
Oleh | Redaktur sahabat Yamima
Edit | Rizal Abu Fathi
Dahulu pada zaman Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, ada seorang Nasrani yang masuk Islam.
Kemudian ia belajar surat Al-Baqarah dan Ali Imran, bahkan ia menjadi juru tulis Nabi shallallahu alaihi wasallam.
Namun tak lama kemudian,
ia murtad kembali ke agama Nasrani.
Lantas ia bergabung dengan kafir Ahlul Kitab. Orang-orang kafir merasa takjub padanya dan mengangkat kedudukannya yang lebih Tinggi.
Terlebih ketika ia berkata:
ما يدري محمد إلا ما كتبت له
“Tidak ada yang diketahui Muhammad melainkan apa yang aku tulis untuknya”
Sungguh perkataan ini merupakan keangkuhan dan perkataan yang mendatangkan murka serta cela dari Allah Ta’ala. Kemudian Allah mematikannya dalam keadaan ia murtad berpaling dari agama-Nya.
Setelah mati, ia dikuburkan oleh teman-temannya dari kalangan kafir Ahlu Kitab. Keesokan harinya, bumi memuntahkan jasadnya, maka teman-temannya berkata:
“Ini pasti ulah Muhammad dan sahabat-sahabatnya karena teman kita ini berpaling dari Islam, mereka sengaja membongkar kuburannya dan mencampakkannya”.
Maka mereka kembali menguburkannya dan menggali lubangnya lebih dalam, dengan anggapan bahwa agar tidak mudah digali oleh orang.
Namun hal yang sama terjadi kembali, keesokan harinya bumi sudah memuntahkan jasadnya lagi.
Teman-temannya berkata:
“Ini pasti ulah Muhammad dan sahabat-sahabatnya karena teman kita ini berpaling dari Islam, mereka sengaja membongkar kuburannya dan mencampakkannya”.
Seperti sebelumnya, mereka menguburkannya lagi, hanya saja kali ini mereka menggali lubangnya jauh lebih dalam lagi.
Namun keesokan harinya bumi kembali memuntahkan jasadnya kembali, sehingga membuat mereka sadar bahwa kejadian ini bukan perbuatan manusia dan pada akhirnya membiarkan jasad yang malang itu tercampak tidak terurus, membusuk dalam keadaan terhina yang nyata.
Wal ‘iyadzu billah
Sahabat.
Acapkali kita mendengar kisah orang-orang yang “ditolak” bumi,
fiktif atau Fakta tentunya kabar itu bergantung pada subjek penyampainya, Jika ia dikenal sebagai orang yang jujur, kabar itu dapat dipercaya. Sebaliknya jika keluar dari lisan pendusta, kabar itu tidak dapat diterima.
Pertanyaanya muncul benarkah ada jenazah yang di tolak bumi? Buktinya mana.?
Jawabanya benar adanya,
Kisah di atas adalah sebuah kisah tentang “orang yang ditolak bumi”, yang terjadi di zaman Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya.
Kisah ini tentunya dapat dipercaya, karena termaktub dalam kitab Shahih Bukhari dalam Al-Manaqib 26, hadits no. 3617 dan Shahih Muslim dalam Fadhailus Shahabah no. 2781)
🎓 Yuk menjadi Orang tua Asuh, [orang tua para ulama] untuk 50 anak2 mahasiswa/i yang sedang kuliah di Timur tengah.
Info | 0852 1861 6689 [rizal]
Atau bisa
✒kunjungi kami di
Sahabatyamima.id
IG | sahabat yamima
Fanpage | Sahabat yamima
YouTube | Sahabat yamima channel
Sahabatyamima.id
IG | sahabat yamima
Fanpage | Sahabat yamima
YouTube | Sahabat yamima channel