Oleh | Redaktur sahabat YAMIMA
Edit | Rizal Abu Fathi
Semua manusia ingin dilahirkan dalam keadaan normal dan bisa hidup dengan bahagia, seperti halnya manusia pada umumnya.
“Pa Deden”
salah satu difable binaan Sahabat YAMIMA, asli kelahiran Garut yang sekarang menetap di Bekasi.
Kecelakaan terjadi saat beliau mencari nafkah. Beberapa tahun lalu tepatnya, sebuah kontainer peti kemas yang tengah melaju kencang menambrak sepeda motor yang di kendarai Pak Deden.
Tetapi bersyukur, Allah masih menyelamatkan nyawa Pak Deden.
Namun, beliau harus merelakan kedua kakinya dengan cara di amputasi sebatas lutut.
Dalam kondisi yang sedang trauma, istri beliau meminta Khuluk, (mengggugat cerai). Mungkin kata-kata yang tepat buat Pak Deden “sudah jatuh tertimpa tangga pula”. Walau bagaimanapun jua, itulah realita yang harus dihadapinya. Hanya kata sabar dan ikhlas yang harus ia lakukan.
Qodarullah 5 tahun setelah kejadian itu Pak Deden dipertemukan Allah dengan team Sahabat Yamima, saat itu pa deden mencoba bangkit dengan cara berjualan cilok, setelah diskusi yang panjang dengan kami, kami pun menginginkan pak Deden mandiri, (tidak mengharap belas kasih orang lain). Maka pa Deden membutuhkan 1 unit sepeda motor roda tiga.


Alhamdulillah melalui donatur Yamima, mimpi pa Deden bisa terkabul dan sampai hari ini beliau bisa mandiri dengan berjualan sepatu keliling.
2 tahun dibina Sahabat Yamima pa Deden menemukan labuhan hati kembali meskipun calon istrinya juga tidak bisa berjalan.
Awalnya juga kami sempat ragu untuk mengiyakan tapi mungkin pepatah pa Deden yang bisa memikat hati calon istrinya kata2 Robert Hensel.
“Kenali aku karena kemampuanku, bukan karena keterbatasanku”
Dari kata2 bijak Robert Hensel itulah
Pada akhirnya mereka menikah dan bahagia. sekarang sudah memiliki 1 momongan masya Allah.
Lain lagi cerita bapak Yeri Tosi (30), warga RT 6 RW 3 Kelurahan Alak, Kecamatan Alak Kupang Barat, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Namun, pada 2008, malapetaka menimpa Yeri. Saat itu, sepulang dari kerja, Yeri membonceng temannya menuju kontrakannya. Dalam perjalanan, sepeda motor yang ditumpanginya, Yeri bertabrakan dengan kereta api. kaki Yeri diamputasi.
Sejak saat itu, pria pekerja keras tersebut lumpuh total dan kursi roda sebagai pengganti kakinya.
Setelah beberapa bulan belajar menggunakan kursi roda, Yeri akhirnya berhasil dan memulai hidup baru. Dengan berbekal modal sedikit dari adiknya, Yeri membuka usaha tambal ban, persis di pinggir jalan umum.
Meski cacat, usaha yang ditekuni Yeri tidak seperti pekerja lain karena bengkel tambal bannya dibuka 24 jam. Selain menjadi tempat untuk mencari nafkah, Yeri menjadikan bengkel sebagai pengganti rumahnya. Yeri rela tidur di bengkel beralas tikar hanya untuk bertahan hidup dan tidak meminta-minta.
Sahabat,
Dalam sebuah pepatah Zig Ziglar mengatakan “You Don’t Have To Be Great To Start, But You Have To Start To Be Great”
Jangan menunggu hebat untuk memulai, tapi mulailah untuk menjadi seorang yang hebat.
Cerita perubahan pa Deden dan disabilitas lainnya, semua diambang batas telah kami persembahkan untuk menjadi yang terbaik dalam rangka perubahan. Mengembangkan donasi uang ummat yang maksimal adalah solusi dalam pengelolaan zakat kedepan menjadi lebih pruduktif.
Bukankah Allah melalui lisan Rosulullah solallahu’alaihiwasalam sudah mengajarkan kita bahwa tangan di atas lebih mulia dari pada tangan di bawah.
Barokallahufiykum,
mari ajarkan mereka untuk mandiri dan terus berbagi.
————♡♡———–♡♡-
✒Yuk bantu saudara-saudara kita yang kini dalam keadaan tidak seberuntung kita dengan ikut berpartisipasi dalam Program Pembinaan Disabilitas Penyandang Cacat dan pengembangan zakat Produktif
Info : 0852 1861 6689 Rizal
Atau bisa kunjungi kami di
Sahabatyamima.id
IG : @sahabatyamima
FanPage : Sahabat Yamima
Youtube : Sahabat Yamima Channel