Oleh | Redaktur sahabat YAMIMA
Edit | Rizal Abu Fathi
Umurnya yang tua tidak menjadi penghalang baginya untuk membela agama yang mulia.
Saking cintanya untuk membela Agama Allah tidak pernah menjadi sebuah alasan untuk mundur di medan juang walau usia tidak lagi muda,
walau wajah sudah keriput,
walau napas sudah memendek,
tapi….
semangat juang untuk melakukan perubahan dalam menegakkan agama Allah tak pernah membuatnya gentar untuk berada dalam pasukan terdepan dalam mengoyak musuh.
Dialah Khalid bin Zaid yang dikenal dengan panggilan Abu Ayyub Al-Anshari, salah seorang sahabat Rasullullah shallallahu alaihi wasallam yang mulia, bahkan ia adalah manusia yang rumahnya langsung dipilih Allah Ta’ala sebagai tempat tinggal Nabi yang ditandai dengan menderumnya onta Rasulallah sallahu alaihi wasalam di depan Rumah Abu Ayub Al-ansori.
Ini kemuliaan yang pertama. (Siyar A’lam An-Nubala’ 2/402-413)
Kemuliaan yang kedua,
Pada tahun 52 Hijriyah, Amirul Mukminin Muawiyah bin Abi Sufyan radhiyallahu anhuma mengirim pasukan untuk menyerbu Konstantinopel yang merupakan pusat kekuatan Imperium Romawi kala itu.
Pasukan ini dipimipin oleh Yazid bin Muawiyah, dalam pasukan ini terdapat Husein bin Ali, Abdullah bin Umar, Abdullah bin Amru bin Ash, Abdullah bin Zubair dan Abdullah bin Abbas radhiyallahu anhum.
Melihat kesempatan ini, Abu Ayyub tak mau ketinggalan, ia bersiap-siap untuk mengikuti pasukan walaupun ketika itu umurnya sudah menginjak delapan puluh tahun.
Pada umumnya, orang yang sudah mencapai usia senja biasanya sudah memiliki fisik yang lemah, jangankan berperang bahkan untuk sekedar berjalan atau berlari pun mungkin sudah terasa sulit. Namun tidak demikian dengan sosok mujahid agung Abu Ayyub Al-Anshari.
Sampailah pasukan tauhid yang dipimpin Yazid ini ke sekitaran benteng Konstantinopel, pertempuran pun pecah, setiap pasukan sudah saling menyerang.
Di tengah perang yang berkecamuk, kedua pasukan ini takjub melihat seorang kakek tua yang berperang bak singa menebas musuh-musuh dengan pedangnya. Ia terbang dengan kuda putih menerobos benteng musuh padahal usianya sudah sangat tua.
Tidak pelak membuat Musuh semakin heran dan bingung dengan apa yang mereka lihat, mereka seolah tak percaya dengan apa yang disaksikan;
kakek tua menerobos benteng dan memporak-porandakan pasukan mereka! siapakah dia? Tidak lain adalah pejuang tangguh, sahabat mulia, Abu Ayyub Al-Anhsari radhiyallahu anhu.
Perang terus berlanjut, ketika Abu Ayyub merasa bahwa ajalnya sudah dekat, ia berwasiat kepada Yazid, di antara isi wasiatnya adalah agar salamnya disampaikan kepada kaum muslimin, dan satu wasiat lainnya yang tertulis dengan tinta emas dalam lembaran sejarah adalah bahwa ia memerintahkan agar ia di bawa ke daerah musuh dan dikuburkan di sekitar benteng Konstantinopel.
Allah Akbar!
Hal inilah yang menjadikan musuh semakin gentar, dan ketakutan, bagaimana mungkin, yang sudah tak berdaya saja masih ikut berperang lalu bagaimana dengan pejuang-pejuang pasukan kaumuslimin yang masih muda yang memiliki darah segar dan semangat membara?!
Dengan demikian, maka Abu Ayyub Al-Anshari dimakamkan di daerah kontanstinopel yang sekarang menjadi negara Turki. Ini menunjukkan bahwa para sahabat tahu akan pentingnya dakwah meyebarkan Islam ke seluruh penjuru dunia, oleh karenanya tak heran jika banyak dari sahabat yang lahir di Madinah namun wafatnya di belahan bumi yang lain, seperti tokoh kebanggaan kita ini, Abu Ayyub Al Anshari radhiyallahu anhu.
Barokallahufiikum.
Semoga kita bisa ambil semangat Juang Abu ayub al-ansori dalam berjuang
Referensi Rujukan
- Thabaqāt Ibnu Sa’d (3/368-370)
- Mi’ah Min ‘Uzhamā’ Ummatil Islām Ghayyaru Majra At-Tārikh (273-279)
——–♡————♡♡—–
🎓 Yuk menjadi Orang tua Asuh, [orang tua para ulama] untuk 50 anak2 mahasiswa/i yang sedang kuliah di Timur tengah.
Info | 0852 1861 6689 [rizal]
Atau bisa
✒kunjungi kami di
Sahabatyamima.id
IG | sahabat yamima
Fanpage | Sahabat yamima
YouTube | Sahabat yamima chanel