Oleh | Redaktur sahabat yamima
Sahabat, pernahkah kita merasa tak bisa melakukan apapun untuk kebangkitan ummat ini? Merasa pesimis?
Karna sebab beberapq hal, salah satu saya tidak memiliki ilmu yang cukup sehingga tidak bisa ambil bagian dalam dunia da’wah ini,
Tapi tahukah anda ada seseorang shohabiyah yang dengan kedua tangan bisa menghantarkan ke perpaduan yang terakhir dengan kebaikan.
Mari kita simak cerita dari seorang muslimah mungkin kontribusinya terlihat kecil, namun tetap dilakukan atas dasar dakwah.
Terkisah pada zaman dahulu, hiduplah seorang perempuan berkulit hitam yang tua dan lemah.
Disebutkan dalam Ash-Shahih bahwa beliau dipanggil dengan sebutan Ummu Mahjan yang tinggal di Madinah (Ibnu Sa’ad dalam ath-Thabaqat (VIII/414)).
Karena keadaannya tersebut, beliau tidak luput dari perhatian pemimpin saat itu yakni Rasulullah Sholallahu ‘Alaihi Wa Salam yang senantiasa mengunjungi dan memberi makan orang-orang miskin serta menanyakan keadaan mereka.
Meskipun dalam keadaan yang lemah, Ummu Mahjan menyadari bahwa dirinya memiliki kewajiban atas akidahnya dan masyarakat Islam.
Lantas hal apa yang dilakukan oleh wanita tua dan lemah tersebut?
Dengan kondisi yang tak lagi cekatan, Ummu Mahjan Radiyallahu ‘Anha membersihkan kotoran, membuang sampah dan menyapu dedaunan kering dari masjid yang kotor.
Wanita tua tersebut tanpa ragu menjaga kebersihan rumah Allah karena beliau memahami urgensi fungsi masjid bagi umat Muslim.
Karena itulah semangatnya tinggi dalam membuat suasana masjid nyaman bersih dan Rafi untuk digunakan, baginya hal tersebut bukan pekerjaan remeh tetapi bagian dari target yang dapat beliau kerjakan.
Pekerjaan tersebut terus beliau lakukan hingga maut menjemput.
Saat Ummu Mahjan wafat para sahabat membawa jenazahnya setelah malam menjelang dan mendapati Rasululullah masih tertidur.
Karena tidak ingin mengganggu tidur sang Rasul, jenazah Ummu Mahjan langsung di sholatkan dan dikuburkan di Baqi’ul Gharqad.
Pagi harinya Rasulullah merasa kehilangan sosok Ummu Mahjan, lalu sahabat menjelaskan bahwa Ummu Mahjan telah kembali ke sang Kholik semalam dan telah kami kubur,
karena Rasulullah tengah tertidur pulas para sahabat tidak tega membangunkannya. Lantas beliau bersabda “Marilah kita pergi!”. Rasulullah bertandang ke makam Ummu Mahjan, beliau menyalatkan dan bertakbir sebanyak empat kali (al-Ishabah dalam Tamyizish Shahabah (VIII/187)).
Semoga Allah senantiasa mencurahkan rahmatnya untuk Ummu Mahjan Radhiyallahu ‘Anha, karena sekalipun miskin dan lemah beliau tetap berperan sesuai dengan kemampuannya.
Kisah tersebut dapat menjadi pelajaran dalam hal kesungguhan dan semangat tinggi bagi setiap muslim.
Beliau merupakan perputaran sejarah yang mencontohkan kepada kita bahwa sekecil apapun amal tetaplah amal yang tidak boleh dianggap sepele.
Apalagi sebagai muslim yang muda dan kuat harusya kita lebih mampu dapat mengambil hikmah dari kisah Ummu Mahjan yang tetap ingin memberikan kontribusi kepada umat dengan cara apapun dimanapun keberadaan kita.
Barokalallahufiikum
===♡♡=====♡♡====
Yuk menjadi orang tua asuh (orang tua para ulama) hanya 20-50rb/hr untuk 100 calon ulama yang sedang menuntut ilmu di timur tengah.
Info | 0852 1861 6689
Rizal
Atau simak kami di
✒ sahabatyamima.id
FanPage | sahabat yamima
IG | @sahabat yamima
Youtube | sahabat yamima channel