Oleh : Mukhlis Ibnu Katsir
( Kader Sahabat Yamima – Mahasiswa Al-Azhar, Kairo )
Sebagaimana yang telah kita ketahui bersama bahwa semua orang akan menghadapi fitnah kubur yang berbentuk pertanyaan dari malaikat Munkar dan Nakir, namun ada dua golongan dari kaum muslimin yang terhindar dari fitnah tersebut yaitu orang yang mati syahid dan murabith (penjaga perbatasan wilayah Islam dari serangan musuh). Kenapa orang mati syahid terhindar dari fitnah kubur? karena pedang yang digunakan untuk berperang melawan musuh sudah mewakili fitnah kubur, berdasarkan sabda Rasulullah ﷺ:
كَفَى بِبَارِقَةِ السُّيُوفِ عَلَى رَأْسِهِ فِتْنَة[1]
Artinya: “Cukuplah kilatan pedang di atas kepalanya sebagai fitnah.” (HR. An-Nasai).
Dan beliau ﷺ juga bersabda mengenai murabith:
رِبَاطُ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ خَيْرٌ مِنْ صِيَامِ شَهْرٍ وَقِيَامِهِ، وَإِنْ مَاتَ جَرَى عَلَيْهِ عَمَلُهُ الَّذِي كَانَ يَعْمَلُهُ، وَأُجْرِيَ عَلَيْهِ رِزْقُهُ، وَأَمِنَ الْفَتَّانَ[2]
Artinya: “Ribath (menjaga perbatasan wilayah Islam dari musuh) satu hari satu malam lebih baik dari pada puasa sunah dan shalat sunah satu bulan dan jika dia mati dalam keadaan ribath maka amalannya akan terus mengalir, diberi rizki (surga) dan terhindar dari fitnah kubur.” (HR. Muslim).
Apakah anak kecil dan orang gila terkena fitnah kubur?
Ibnu Qayyim rahimahullah menyebutkan di dalam kitabnya[3] bahwa masalah ini diperselihkan oleh para ulama. Sebagian mereka berpendapat tetap menghadapi fitnah kubur berlandaskan dalil-dalil yang menunjukkan bahwa anak kecil bisa merasakan adzab kubur. Seperti atsar dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu yang diriwayatkan oleh Sa’id bin Musayib rahimahullahu bahwa dia pernah shalat di belakang beliau tatkala menshalati anak kecil yang belum pernah berbuat kesalahan namun dia mendengar Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berdoa:
اللَّهُمَّ أَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ.[4]
Artinya: “Ya Allah lindungilah dia dari adzab kubur.” (HR. Malik).
Dan dalam doa ini mengandung makna tersirat bahwa anak kecil bisa terkena adzab kubur, oleh karena Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meminta kepada Allah ﷻ agar melindunginya.
Sementara ulama yang lain berpendapat bahwa anak kecil dan orang gila akan terhindar dari fitnah kubur. Kenapa? Karena pertanyaan di alam kubur hanya di tujukan kepada orang yang mengetahui Rasulullah ﷺ, sehingga masuk akal jika ditanya apakah kamu beriman kepadanya atau tidak? Dan apa pendapatmu tentang orang laki-laki yang diutus kepada kalian? Tentunya anak kecil tidak pantas untuk mendapatkan pertanyaan ini, karena dia belum mampu membedakan antara yang hak dengan bathil. Adapun doa Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu untuk jenazah anak kecil tadi maka perlu diketahui bahwa adzab kubur belum tentu fitnah kubur karena adzab kubur sifatnya masih umum. Seperti halnya dengan seorang musafir, dia akan merasakan kesusahan dan kelelahan dalam perjalanan yang itu juga termasuk adzab. Sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ:
السَّفَرُ قِطْعَةٌ مِنَ العَذَاب[5]
Artinya: “Safar itu bagian dari adzab.” (HR. Bukhari).
Itu hanya sekedar safar di dunia, apalagi di dalam kubur yang banyak kejadian membuat penghuninya bersedih hati. Bukankah Rasulullah ﷺ pernah bersabda:
إِنَّ الْمَيِّتَ لَيُعَذَّبُ بِبُكَاءِ أَهْلِهِ عَلَيْهِ[6]
Artinya: “Sesungguhnya mayit itu tersiksa di sebabkan tangisan keluarga kepadanya.” (HR. Muslim).
Ini menunjukan bahwa orang mati akan tersakiti tatkala keluarga mayit menangisinya dan bukan bermakana bahwa mayit disiksa akibat dosa orang yang hidup. Oleh karenanya Rasulullah ﷺ memerintahka kita agar menshalati jenazah anak kecil dan berdoa kepada Allah ﷻ supaya melindunginya dari adzab.
Wallahu a’lam.
[1] Sunan Kubra Nasai hal 474.
[2] Shahih Muslim hal 1520.
[3] Kitab Ar-ruh hal 87.
[4] Muwattha Malik hal 320.
[5] Shahih Bukhari hal 77.
[6] Shahih Muslim hal 641.
Baca Serial Sebelumnya: